Evaluasi Kecukupan Nutrisi Induk Sapi Potong di Desa Leran Wetan dan Leran Kulon, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban

Asri Nurul Huda, Mashudi Mashudi, Kuswati Kuswati, Trinil Susilawati, Sri Wahjuningsih, Nurul Isnaini, Aulia Puspita A Yekti, Awang Tri Satria

Abstract


Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi kecukupan nilai nutrisi untuk induk sapi potong di Desa Leran Wetan dan Leran Kulon, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Data diambil dengan metode survei menggunakan kuisioner kepada 15 responden di masing-masing desa. Sampel pakan diambil di masing-masing peternak responden kemudian dianalisis proksimat dan dilanjutkan uji kecernaan BK dan BO secara in vitro di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya.  Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Hasil survei menunjukkan bahwa rata-rata kepemilikan induk sapi potong di masing-masing desa antara 2-3 ekor, bobot badan 300-350 kg/ekor, dengan tujuan pemeliharaan untuk menghasilkan pedet. Jenis pakan yang sering diberikan bervariasi meliputi rumput gajah, rumput lapang, limbah pertanian seperti jerami padi dan jerami jagung serta dedak padi sebagai pakan tambahan. Konsumsi BK pakan di Desa Leran Wetan rata-rata adalah 5,853 ± 1,663 kg/ekor/hari dan di Desa Leran Kulon adalah 5,943 ± 1,325 kg/ekor/hari sedangkan kebutuhan berdasarkan bobot badannya adalah 7,4 – 8,3 kg/ekor/hari. Ransum dengan pakan basal limbah pertanian di Desa Leran Kulon memiliki KcBK sebesar 27,844 ± 0,679% sedangkan ransum dengan pakan basal rumput memiliki nilai KcBK lebih tinggi yaitu 44,919 ± 1,800%. Nilai KcBK Ransum berbasis jerami di Desa Leran Wetan adalah 27,918 ± 0,692% dan yang berbasis rumput adalah sebesar 44,434 ± 2,026%. Nilai KcBO di Desa Leran Kulon pada ransum berbasis jerami dan rumput berturut-turut adalah 30,234 ± 46,412% dan 46,412 ± 1,778% sedangkan di Desa Leran Wetan berturut-turut adalah 33,689 ± 1,081% dan 52,989 ± 3,139%. Berdasarkan hasil studi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pakan yang dikonsumsi oleh ternak masih belum memenuhi kebutuhannya. Penggunaan limbah pertanian dapat menurunkan nilai kecernaan ransum maka sebaiknya diganti dengan hijauan seperti leguminosa dan rumput. Pakan dengan kualitas yang baik akan meningkatkan performa reproduksi induk sapi potong. 


Keywords


Induk sapi potong, limbah pertanian, konsumsi, kecernaan.

Full Text:


DOWNLOAD PDF

References


Amin, R. U. (2014). Nutrition: Its role in reproductive functioning of cattle-a review. Veterinary Clinical Science, 2(1), 1–9.

AOAC. (1995). Official Methods of Analysis (16th ed.). Maryland. USA: Association of Official Analytical International.

Firdus, F. (2008). Pengaruh formulasi pakan hijauan (kaliandra, gamal dan rumput gajah) terhadap distribusi protein dalam saluran pencernaan domba. Jurnal Agripet, 8(2), 31–34. https://doi.org/10.17969/agripet.v8i2.613

Hadi, R. F., Kustantinah, & Hartadi, H. (2012). Kecernaan in sacco hijauan leguminosa dan hijauan non- leguminosa dalam rumen sapi peranakan Ongole. Buletin Peternakan, 35(2), 79–85. https://doi.org/10.21059/buletinpeternak.v35i2.594

Jalc, D., Laukova, A., Simonova, M., & Varadyova, Z. (2009). The use of bacterial inoculants for grass silage: their effects on nutrient composition and fermentation parameters in grass silages. Czech Journal of Animal Science - UZEI (Czech Republic), 54(2), 84–91.

Kusmartono, K. (2018). Konden tannin pada beberapa daun leguminosa pohon dan perannya dalam pakan ternak kambing. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 18(1), 51–62.

Mayulu, H., & Suhardi, S. (2015). Nutrient potency of rice straw processed with amofer as cattle feed stuff in east kalimantan. International Journal of Science and Engineering, 9(2), 101–105. https://doi.org/10.12777/IJSE.9.2.101-105

Mayulu, H., Sunarso, S., Christiyanto, M., & Ballo, F. (2013). Intake and digestibility of cattle’s ration on complete feed based-on fermented ammonization rice straw with different protein level. International Journal of Science and Engineering, 4(2), 86–91. https://doi.org/10.12777/ijse.4.2.86-91

Ndlovu, T., Chimonyo, M., Okoh, A., Muchenje, V., Dzama, K., & Raats, J. (2007). Assesing the nutritional status of bef cattle : current practices and future prospects. African Journal of Biotechnology, 6(24), 2727–2734.

Negawo, A. T., Teshome, A., Kumar, A., Hanson, J., Jones, C., Negawo, A. T., Jones, C. S. (2017). Opportunities for napier grass (pennisetum purpureum) improvement using molecular genetics. Agronomy, 7(2), 28. https://doi.org/10.3390/agronomy7020028

Parakkasi, A. (1999). Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Jakarta: Cetakan Pertama Penerbit UP.

Peternakan, D. P. dan. (2017). Buku Data Peternakan dan Kesehatan Hewan. Tuban.

Rahmat, P. S. (2009). Penelitian Kualitatif. Equilibrium, 5(9), 1–8.

Sarnklong, C., Cone, J. W., Pellikaan, W., & Hendriks, W. H. (2010). Utilization of rice straw and different treatments to improve its feed value for ruminants: a review. Asian-Australasian Journal of Animal Sciences, 23(5), 680–692. https://doi.org/10.5713/ajas.2010.80619

Scaramuzzi, R. J., Campbell, B. K., Downing, J. A., Kendall, N. R., Khalid, M., Muñoz-Gutiérrez, M., & Somchit, A. (2006). A review of the effects of supplementary nutrition in the ewe on the concentrations of reproductive and metabolic hormones and the mechanisms that regulate folliculogenesis and ovulation rate. Reproduction Nutrition Development, 46(4), 339–354. https://doi.org/10.1051/rnd:2006016

Seven, T., & Cerci, I. (2006). Relationship between nutrient composition and feed digestibility determined with enzyme and nylon bag (in situ) techniques in feed sources. Bulgarian Journal of Veterinary Medicine, 9(2).

Steinshamn, H. (2010). Effect of forage legumes on feed intake, milk production and mil quality- a review. Animal Science Papers and Reports, 28(3), 195–206.

Tilley, J. M. A., & Terry, R. A. (1966). A two stage technique for the in vitro digestion of forage crop. Journal of British Grassland, 18, 104–111.

Umiyasih, U. Y. N. (2007). Petunjuk Teknis Ransum Seimbang Strategi Pakan pada Sapi Potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Wadi, A., Ishii, Y., & Idota, S. (2004). Effects of Cutting interval and cutting height on dry matter yield and overwintering ability at the established year in pennisetum species. Plant Production Science, 7(1), 88–96. https://doi.org/10.1626/pps.7.88

Yanuartono, Yanuartono, Purnamaningsih, H., Indarjulianto, S., & Nururrozi, A. (2017). Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 27(1), 40–62. https://doi.org/10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05

Yitbarek, M. B., & Tamir, B. (2014). Silage additives: review. Open Journal of Applied Sciences, 4(5), 258–274. https://doi.org/10.4236/ojapps.2014.45026

Yong, G., Pires-Silveira, V., Avilés-Nova, F., & Castelán-Ortega, O. (2012). Modeling growth of star grass (cynodon plectostachyus) in the subtropical regions of central mexico. Tropical and Subtropical Agroecosystems, 15(2), 273–300.



Publication ID
DOI https://doi.org/10.21776/ub.jtapro.2018.019.02.6

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.